Di awal cerita, tahun 1959, ditunjukkan kalau ada seorang anak SD yang sering mendengar bisikan-bisikan di telinganya. Namanya Lucinda Embry (diperankan oleh Lara Robinson). Tapi bisikan-bisikan itu hanya didengar olehnya sendiri. Dan kawan-kawannya menganggapnya aneh karena dia selalu menuliskan sejumlah besar angka-angka yang tampaknya tidak berarti. Dia juga cenderung pendiam dan tidak punya teman.
Waktu itu adalah acara pembukaan untuk sekolah mereka. Untuk merayakannya, mereka menanam sejenis kapsul waktu di halaman sekolah. Murid-murid angkatan pertama itu dipersilahkan menggambar apapun yang mereka perkirakan akan terjadi dalam kurun waktu 50 tahun ke depan, lalu memasukkannya ke dalam kapsul waktu tersebut. Anak-anak yang bersekolah disana lima puluh tahun kemudian akan membuka kembali kapsul waktu itu dan bisa membaca atau melihat gambar apapun yang mereka tuliskan disana.
Semua anak bergembira dan menggambarkan bermacam-macam benda dalam surat yang akan mereka masukkan ke kapsul waktu. Kecuali Lucinda. Dengan tangan gemetar ia memenuhi kertasnya dengan barisan angka-angka yang tidak dapat dimengerti. Bahkan setelah teman-temannya selesai, Lucinda masih tetap berkutat menuliskan angka-angka ini di kertasnya. Sampai-sampai (diperankankan oleh Miss Taylor Danielle Carter), gurunya, harus menarik paksa kertas itu dari tangannya.
Pada acara pembukaan sekolah sekaligus penanaman kapsul waktu itu, Lucinda tiba-tiba menghilang. setelah dicari kesana-kemari, ia ditemukan bersembunyi di dalam lemari. Tangannya berdarah karena dia menggunakan kukunya untuk menuliskan angka-angka (lagi) di dinding pintu.
Lalu cerita maju ke 50 tahun kemudian, tahun 2009. Ditunjukkan kalau Prof. John Koestler (diperankan oleh Nicholas Cage) dan anaknya, Caleb Koestler (diperankan oleh Chandler Canterbury) yang tuli tinggal di sebuah rumah di dekat hutan. Mereka tinggal berdua karena ibu Caleb sudah meninggal dunia. Caleb adalah salah satu murid yang bersekolah di sekolah Lucinda dulu. Dan kebetulan sekali, sekolahnya berulang tahun yang kelima puluh. Dan mereka akan membongkar kapsul waktu yang ditanam di halaman sekolah mereka, limapuluh tahun yang lalu. Setiap anak mendapat satu amplop. Dan secara kebetulan sekali, Caleb mendapat amplop yang berasal dari Lucinda.
Sejak menerima amplop itulah ia mulai sering mendengar bisikan-bisikan, sampai-sampai ia menduga kalau alat bantu dengarnya sudah mulai rusak dan melepasnya. Tapi ia tidak pernah mengerti apa maksud dari angka-angkan yang ditulis Lucinda itu.
Tanpa sengaja, John, ayahnya, melihat surat itu tergeletak di meja. Iseng-iseng dia menyusun angka-angka yang dilihatnya disana. Dan dia melihat kalau angka-angka itu ternyata seperti sebuah ramalan. Limapuluh tahun yang lalu, Lucinda sudah meramalkan tentang akan terjadinya pengeboman WTC, dia juga meramalkan dengan tepat terjadinya badai Katrina. Semua angka-angka yang dituliskannya disana seperti sebuah kode, tentang tanggal kejadian, jumlah korban dan bahkan koordinat tempat kejadian bencana itu. John sangat kaget melihatnya.
Ia lalu melihat kalau ternyata ada beberapa ramalan-ramalan Lucinda yang masih belum terlaksana. Salah satunya adalah jatuhnya pesawat terbang yang akan mengorbankan ratusan jiwa penumpangnya. Dan ternyata, ramalan itu terwujud.
Di depan matanya John melihat langsung bagaimana pesawat itu jatuh. Dan televisi mengumumkan jumlah korban, tetap seperti angka yang dituliskan Lucinda. Sejak itulah John menyadari, kalau memang ramalan itu benar-benar terjadi.
Sementara itu, Caleb mulai merasa sering didatangi oleh sosok-sosok misterius yang secara rutin memberikannya batu berwarna hitam. Bersamaan dengan itu pula, datanglah penglihatan-penglihatan yang tidak dimengerti Caleb.
Dia melihat api yang membakar semua tempat di sekelilingnya. Ia ketakutan dan menjerit. John juga menyadari kalau mahluk-mahluk misterius berpakaian hitam ini memang nyata, karena dia sempat melihatnya sebelum bayangan mereka menghilang di balik pepohonan.
John kemudian memutuskan untuk mencari tahu keberadaan Lucinda. Ia ingin menguak lebih jauh lagi tentang ramalan itu. Sayangnya, Lucinda sudah meninggal. Yang ada hanya anaknya (diperankan oleh Diana Wayland Rose Byrne) yang tinggal bersama putrinya Abby (diperankan kembali oleh Lara Robinson) yang berumur sebaya dengan Caleb. Tapi Diana menganggap John sebagai orang gila, karena menyinggung-nyinggung ramalan yang dibuat ibunya yang sudah meninggal dulu. Dia menganggap ibunya gila dan tidak pernah bisa hidup tenang sampai meninggal. Dan ia yakin kalau John hanya orang gila yang ingin mengganggunya.
John berusaha meyakinkan Diana, bahwa ramalan-ramalan ibunya itu benar. Dia hanya ingin mengetahui lebih banyak tentang Lucinda. Dia menyatakan kalau Lucinda juga sudah meramalkan sebuah kecelakaan kereta api bawah tanah yang akan menewaskan ratusan orang. Diana harus membantunya mencari tahu lebih jauh, agar tidak banyak korban yang berjatuhan. Tapi Diana memilih pergi dan membawa Abby menjauh dari John dan Caleb.
Dan memang, kecelakaan kereta api itu pun terjadi. John berada di lokasi kejadian, setelah menitipkan Caleb pada orang tuanya. Ia berusaha mencegah sendiri apapun yang akan terjadi di sana. Tapi ia gagal. Bencana itu tetap terjadi, dan jumlah korban tewas benar-benar sama dengan yang diramalkan Luncinda.
Akhirnya, Diana percaya dan bersedia membantu John dengan membawanya ke rumah tempat tinggal ibunya semasa hidupnya dulu. Lucinda tidak mau tinggal di kota. Dia memilih menyepi di tengah hutan.
Ketika sedang menyelidiki rumah itulah, Caleb dan Abby didatangi lagi oleh sosok-sosok misterius berbaju hitam itu. Mereka berniat mengajak Caleb dan Abby ikut dengan mereka. Tapi gagal, karena Caleb membunyikan klakson mobil keras-keras untuk memancing perhatian ayahnya yang ada di dalam rumah. Begitu John keluar, sosok-sosok gelap itu langsung menghilang.
Tapi sejak saat itu pula Abby jadi bisa mendengar bisikan-bisikan seperti yang didengar Caleb. Sepertinya mereka berdua mengalami hal yang sama.
Ramalan terbaru yang diketahui John dari tulisan Lucinda adalah bahwa dunia akan kiamat. Akan ada api besar yang menghanguskan bumi dalam waktu beberapa hari lagi. Mereka harus berusaha menemukan cara agar bumi selamat dari bencana luar biasa itu. John yakin kalau Lucinda menuliskan tempat persembunyian dalam bentuk koordinat di pintu bagian dalam lemari tempat ia bersembunyi dulu. Dia sibuk mencari-cari dan mengikis bagian-bagian pintu.
Sementara Diana yang sudah dilanda frustrasi memutuskan untuk membawa sendiri Caleb dan Abby untuk bersembunyi dalam sebuah gua bawah tanah. Ia tidak menyadari, kalau api yang diramalkan oleh Lucinda itu berasal dari siklus badai matahari. Tahun ini, badai matahari menjadi sangat besar dan luas, sehingga bisa menghancurkan seluruh permukaan bumi. Radiasi matahari akan masuk hingga 1 mil ke bawah tanah. Jadi, tidak ada tempat untuk sembunyi. Ketika akhirnya John mendapatkan koordinat yang dituliskan Lucinda, Diana sudah lama pergi dengan membawa Caleb dan Abby bersamanya. Ia tidak mau menunggu John yang dianggapnya kurang waras karena mencari-cari tempat bersembunyi berdasarkan angka-angka yang ditulis ibunya dulu.
Ketika dia sudah berada jauh dari John, Caleb dan Abby diculik oleh mahluk berpakaian hitam itu. Diana yang mencoba mengejarnya tewas karena tertabrak truk. John mencoba mengikutinya dengan berpedoman pada koordinat terakhir yang diberikan Lucinda. Dan perjalanan itu mengantarnya kembali ke hutan tempat tinggal Lucinda dulu. Disana dia menemukan Caleb dan Abby sudah menunggu bersama orang-orang aneh itu.
Ternyata mereka adalah alien yang sudah terlebih dahulu mengetahui tentang kehancuran bumi ini. Mereka jugalah yang membisiki Lucinda kecil dulunya, dan memberitahukan ramalan-ramalan itu kepadanya. Mereka tidak bermaksud menyakiti Caleb dan Abby. Tapi mereka berkata bahwa bumi akan hancur dan tidak ada tempat yang selamat. Mereka harus membawa anak manusia yang bisa mereka selamatkan, memberikan tempat baru, agar mereka bisa memulai kehidupan mereka lagi dari awal.
Sayangnya, hanya mereka-mereka yang mendengar bisikan-bisikan itu saja yang bisa mereka bawa meninggalkan bumi dengan kapal ruang angkasa mereka, yaitu Caleb dan Abby. Dan karena John tidak mendengarkan bisikan-bisikan itu, ia harus tetap tinggal di bumi dan musnah bersama penghuni bumi lainnya. Maka, ketika Caleb dan Abby sudah dibawa dengan UFO, John kembali ke rumah orang tuanya. Dan saat itulah badai matahari sampai dan menyapu permukaan bumi dengan api yang menyala-nyala. Kota-kota besar di dunia hancur dalam sekejab. Planet bumi luluh lantak dan berubah menjadi planet mati.
Sementara itu, di akhir cerita ditunjukkan. Kalau alien-alien itu meninggalkan Caleb dan Abby di sebuah planet baru yang tampak hijau dan sejuk. Menurutku, ini lebih kepada penggambaran Taman Eden di Alkitab. Dimana dua anak manusia, laki-laki dan perempuan hidup berdampingan. Karena ditunjukkan kalau ada pohon raksasa yang berada di tengah padang rumput itu. Seperti halnya Pohon Kehidupan yang berada di tengah Taman Eden juga.(2009)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar